Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

Jalaludin Rumi dan Karya Sastranya yang Fenomenal
Syekh Jalaludin Rumi

Megapedia.my.id - Di Persia, seorang penyair yang dikenal dengan nama Jalaluddin Rumi, lahir pada 30 September 1207.  Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair sufi Persia yang karyanya terkenal hingga ke Amerika Serikat. Selama tujuh abad terakhir, puisi-puisinya yang sangat berpengaruh terhadap sastra Persia telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Salah satu karya terkenalnya adalah Kitab Masnawi, yang dianggap sebagai salah satu puisi terbaik dalam bahasa Persia dan paling berpengaruh dalam dunia Sufisme.



Awal kehidupan Jalaluddin Rumi sebenarnya hanya nama julukan. Sedangkan nama lengkapnya adalah Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Husin Al Khatihbi Al Bakri. Julukan Rumi didapatkan karena ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya, kota yang sekarang bagian dari Turki dan dulunya dikenal dengan sebutan Rum. Ayahnya bernama Bahauddin Walad, yang masih merupakan keturunan dari Abu Bakar, sahabat utama Nabi Muhammad. Sang ayah merupakan seorang cendekia yang saleh dan guru terkenal di Balkh, sementara ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ketika Rumi baru berusia tiga tahun, keluarganya mendapat ancaman dari pasukan Mogol, sehingga harus pindah ke Rum di Anatolia tengah, Turki. Semasa perjalannya, Rumi bersama keluarganya sempat singgah di Kota Nishapur, yang merupakan tempat kelahiran seorang penyair, Omar Khayyam.



Karena latar belakang keluarganya, Rumi pun menjadi sangat dekat dengan ilmu agama dan banyak mempelajari tentang Sufi. Dalam dunia Islam, Sufisme mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi. Kiprah Ketika beranjak dewasa, Rumi mulai berkiprah sebagai pengajar dan kepala madrasah, mewarisi posisi ayahnya yang telah meninggal. Sejak itu, ia terus belajar tentang syariat dan tasawuf dari murid ayahnya, Burhaduddin Muhaqqiq Termazi. Sepeninggal Burhaduddin pada sekitar 1240, Rumi telah ahli dalam hukum Islam dan mulai mengeluarkan fatwa serta berdakwah di masjid-masjid Konya. Pada periode ini, Rumi juga sering melakukan perjalanan, hingga akhirnya bertemu dengan Syamsuddin Al-Tabrizi atau Syams Tabrizi.



Sejak bertemu dengan Tabrizi dan menjadi muridnya, kehidupan Rumi mulai berubah. Ia pun tumbuh menjadi seorang sufi agung yang terkenal dengan karya syair indahnya. Suatu ketika, Tabrizi meninggalkan Rumi tanpa penjelasan apapun. Akibat kepergian gurunya itu, Rumi membuat sebuah kitab berjudul Diwan Syams Tabrizi, yangberisi ungapan kerinduannya terhadap sang guru. Pada 1244, Rumi bertemu dengan Syamsuddin dari Tabriz, yang kemudian menjadi tokoh yang menyempurnakan ilmunya tentang tasawuf. Setelah Syamsuddin wafat, Rumi bertemu dengan Husamuddin Ghalabi. Tokoh ini yang mengilhaminya untuk menulis pengalaman spiritualnya menjadi karyanya sendiri.



Karya Setelah bertahun-tahun menuliskan pengalaman spiritualnya, kitab karya Rumi berhasil diselesaikan yang diberi nama Kitab Masnawi. Kitab Masnawi merupakan kitab yang berisi tentang langkah dan arahan filsafat yang memiliki ciri khas tersendiri dibanding para sufi lainnya. Melalui puisi-puisi tersebut, Rumi berusaha menyampaikan pemahamannya akan dunia yang mungkin hanya bisa didapatkan lewat cinta, bukan hanya fisik saja. Selain itu, dalam puisinya, Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan merupakan satu-satunya tujuan. Ciri khas lain dari puisi-puisi Rumi adalah ia kerap mengawali puisinya dengan menceritakan kisah-kisah yang digunakan sebagai bentuk pernyataan pikiran dan ide.


Pemikiran Rumi dalam kitab Masnawi disebut sebagai karya sastra terbesar yang dimiliki oleh bangsa Persia. Kitab itu telah dicetak berulang kali oleh berbagai penerbit dan karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Selain Diwan Syams Tabrizi dan Matsnawi, berikut ini beberapa karya Jalaluddin Rumi semasa hidupnya. Al-Majalis as-Sab'ah Majmu'ah min ar-Rasa'il Fihi Ma Fihi Ruba'iyat  Jalaluddin Rumi wafat pada 17 Desember 1273 di Konya. Pemakamannya tidak hanya dihadiri umat Muslim, tapi oleh beragam komunitas masyarakat di kota itu. Bahkan orang-orang Kristen dan Yahudi juga datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada tokoh penyair yang paling berpengaruh periode itu.   Referensi:  Mojaddedi, Jawid. (2004). Rumi, Jalaladdin The Masnavi Book One. Oxford University Press. 

Source : Kompas

Jalaludin Rumi dan Karya Sastranya yang Fenomenal


Jalaludin Rumi dan Karya Sastra Terkenalnya

 

Di dunia ini cukup banyak tokoh-tokoh terkenal yang memiliki pengaruh cukup besar dari pemikiran yang dibawanya, salah satunya adalah Jalaludin Rumi.

Untuk dapat mengetahui dan mengenal lebih dalam mengenai Jalaludin Rumi, berikut ini adalah profil singkat Jalaludin Rumi dan karyanya yang paling terkenal.


Jalaludi Rumi merupakan salah satu tokoh yang cukup terkenal di dunia. Menurut buku berjudul Kumpulan Sajak yang diterbitkan oleh Penerbit Kakatua, Jalaludin Rumi adalah sesosok penyair klasik terbesar asal Persia yang telah menghasilkan lebih dari tiga ribu kasidah atau ode dan ghazal atau yang disebut juga dengan lirik. Jalaludin Rumi juga diceritakan bahwa sebelum menjadi penyair, Jalaludin Rumi adalah seorang ulama dan penyiar agama.


Jalaludin Rumi lahir tahun pada 6 Rabiul Awal 604 H atau 30 September 1207 M. Dalam buku karya Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia yang berjudul 25 Kisah Pilihan Tokoh Sufi Dunia (2021:70) juga disebutkan bahwa Jalaludin lahir di Balkha, salah satu kota di daerah Khurasan yang terletak di wilayah perbatasan Afghanistan.


Selama hidupnya, Jalaludin Rumi dikenal sebagai tokoh Sufi yang terkenal dengan jalan sufinya karena cinta. Jalaludin Rumi melahirkan sederet karya yang hingga saat ini masih banyak dibaca dan dikenal orang banyak, di antaranya adalah Matsnawi, Fihi ma Fihi, Maktubat dan masih banyak lagi. Karya Jalaludin Rumi tersebut ada yang redaksinya berupa prosa dan ada pula yang susunannya berbentuk nazam.


Dalam buku berjudul Matsnawi Maknawi Maulana Rumi (KITAB 1, BAIT 1-2011) terbitan Diva Press, menyebutkan bahwa kitab Matsnawi Maknawi yang terdiri dari enam jilid adalah kumpulan dari berbagai kisah. Ada 26.000 bait syair dengan 424 kisah. Kitab Matsnawi ini merupakan nazam yang berbahasa Persia. Sedangkan Fihi Ma Fihi merupakan kitab yang berbentuk prosa.


Jalaludin Rumi semasa hidupnya tinggal dengan keluarga yang memiliki semangat dan kecondongan agama yang tinggi serta kecerdasan yang tak dapat diremehkan. Hal ini dapat dilihat dari ayahnya yang seorang pakar Fiqih bernama Baha’ Walad dan Ibunya yang masih keturunan raja-raja Khawarizmi. Jalaludin Rumi bahkan telah menyelesaikan pendidikan formalnya di daerah Aleppo dan Damsyik.


Rumi meninggal dunia pada tahun 1273 M, lebih tepatnya pada hari Minggu, 5 Jumadil Tsani 672 H di Konya, sebuah wilayah Turki-Asia. Diceritakan dalam buku 25 Kisah Pilihan Tokoh Sufi di Dunia (2021:73) bahwa Jalaludin Rumi mengalami demam yang tinggi sebelum menjelang kematiannya, namun tidak terlihat seperti sedang mengalami sakaratul maut.


Perjalanan hidup dan karya termashyur Jalaludin Rumi yang dikaji dalam artikel ini dapat menambah pengetahuan Anda mengenai tokoh terkenal di dunia yang cukup berpengaruh. Semoga bermanfaat. (DA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]