Megapedia.my.id – Robi Kurniawan, 19, ditemukan
sudah tak berdaya di Puncak Pawitra Gunung Penanggungan, Kecamatan Trawas, Senin
(30/1) pagi. Pendaki asal Desa Singogalih, Kecamatan Tarik, Sidoarjo, itu
hilang sejak sehari sebelumnya. Korban berhasil bertahan dari kondisi kritis
dengan mengonsumsi air hujan.
Robi ditemukan setelah menghilang selama kurang lebih delapan
jam. Dia terbaring di antara bebatuan Puncak Pawitra dengan kondisi tubuh sudah
lemah. Hingga kemarin sore, pelajar SMK Raden Patah Mojosari itu masih
menjalani perawatan di Puskesmas Trawas. ”Setelah diberi pertolongan pertama
oleh Tim SAR, korban dibawa turun untuk dievakuasi ke puskesmas,” kata pengurus
LMDH Seloliman, Suwarno kepada Jawa Pos Radar Mojokerto, kemarin (30/1).
Suwarno menceritakan, Robi dinyatakan hilang sejak Minggu (29/1)
malam pukul 22.00. Awalnya, korban naik ke Gunung Penanggungan bersama empat
kawannya melalui jalur Jolotundo, Kecamatan Trawas, Minggu (29/1) dini hari
pukul 00.00. Rombongan pendaki tersebut berkemah di Puncak Bekel, anak Gunung
Penanggungan yang berada di tengah-tengah pos pendakian dengan Puncak Pawitra.
”Di sana terjadi tarik ulur, karena korban ingin naik ke puncak
Gunung Penanggungan, sedangkan temannya mau turun,” jelasnya. Pagi harinya Robi
memutuskan berpisah dengan rombongan. Dia naik ke puncak Gunung Penanggungan
seorang diri. Siswa kelas IX itu nekat menempuh pendakian selama 2 jam tanpa
membawa bekal. Sedangkan empat kawannya yang terdiri dari dua laki-laki dan dua
perempuan memutuskan untuk turun. ”Waktu itu bekal sudah habis, tapi korban
tetap naik sendirian,” imbuh Suwarno.
Baca Juga Cara Agara Bertahan di Alam
Sebelum berpisah, mereka sudah janjian ketemu di pos pendakian
Jolotundo pukul 15.00. Namun, hingga hari hampir petang, korban tak kunjung
kembali. Petugas pos pendakian yang menerima laporan tersebut langsung
melakukan pencarian. ”Langsung dicari tapi sampai malam tidak ketemu,”
terangnya.
Korban dinyatakan hilang setelah pencarian hingga pukul 22.00
belum membuahkan hasil. Operasi pencarian dengan skala lebih besar pun langsung
gelar malam itu. Tim dari SAR Penanggungan, LMDH, Perhutani, dan unsur
TNI/Polri dikerahkan. Senin (30/1) pukul 01.30, proses pencarian terpaksa
dihentikan sementara karena situasi tidak lagi memungkinkan. ”Personel turun
semua karena kondisi gelap dan cuaca ekstrem,” bebernya.
Penyisiran pun dilanjutkan pagi hari. Sekitar pukul 06.00, tim
SAR mendapat informasi jika korban berada di Puncak Pawitra. Kabar tersebut
disampaikan oleh pendaki yang turun via jalur Tamiajeng. ”Kami berkomunikasi
dengan pos Tamiajeng dan langsung naik,” terangnya. Robi berhasil ditemukan
selamat dengan kondisi sudah tak berdaya. Dia hanya terbaring di antara
berbatuan dengan tubuh kedinginan. ”Korban kehabisan tenaga,” katanya.
Baca Juga Cara Bertahan Di Alam
Setelah diberi petolongan pertama oleh Tim SAR, korban lantas
dievakuasi turun via jalur Tamiajeng. Korban langsung dilarikan ke UGD
Puskesmas Trawas guna mendapat perawatan. Menurut Suwarno, korban tak mampu
turun dari puncak karena mengalami dehidrasi dan lemas. Dia bertahan hanya
dengan mengandalkan air hujan. ”Bilangnya minum air hujan sejak minggu malam,”
tandasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Trawas drg Aita Yessi Silia
menyatakan, korban datang sekitar pukul 14.00 dengan kondisi lemah. Korban
mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah. ”Tensi darahnya di angka 80 dan
dia mengalami kedinginan,” ujarnya. Setelah mendapat penanganan secara
intensif, korban baru diperbolehkan pulang sekitar pukul 17.00. Dia dijemput
oleh kedua orang tuanya. (adi/ron)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar